Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2015

MATERI 14 Neraca Pembayaran, Arus Modal Asing, Dan Utang Luar Negeri

14.3 Utang Luar Negeri 2014              Utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Januari 2014 tercatat USD269,3 miliar sehingga tumbuh 7,1% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan Desember 2013 sebesar 4,6% (yoy). Peningkatan pertumbuhan tersebut terutama dipengaruhi oleh kenaikan posisi ULN sektor swasta sebesar 12,2% (yoy) menjadi USD141,4 miliar. Sementara itu, posisi ULN sektor publik tumbuh sebesar 1,9% (yoy) menjadi USD127,9 miliar. Jika dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya, ULN sektor swasta hanya tumbuh 0,6%,  sementara ULN sektor publik meningkat 3,5% * (mtm).             Berdasarkan jangka waktu, kenaikan pertumbuhan ULN terutama terjadi pada ULN jangka panjang. ULN berjangka panjang pada Januari 2014 tumbuh 7,1% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan Desember 2013 sebesar 4,1% (yoy). Sementara itu, ULN berjangka pendek tumbuh 7,0% (yoy), sedikit lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,1% yoy. Pada Januari 2014, ULN be

MATERI 14 Neraca Pembayaran, Arus Modal Asing, Dan Utang Luar Negeri

14.2 Arus Modal Masuk               Besarnya arus modal masuk ke Indonesia, sebagai akibat pertumbuhan perekonomian yang tetap terjaga dalam beberapa tahun terakhir, harus dapat dimanfaatkan untuk mendanai proyek-proyek jangka panjang. Mengelola arus modal masuk (capital inflow) ke dalam kawasan merupakan sebuah tantangan yang sulit, yang dihadapi negara-negara emerging market seperti Indonesia karena dapat membawa berbagai risiko potensial terhadap stabilitas keuangan. Seperti yang telah diketahui, untuk menjaga stabilitas moneter akibat derasnya arus modal masuk ke Indonesia dan besarnya likuiditas saat ini, BI menerapkan beberapa kebijakan yang diapresiasi Bank Dunia dan IMF sebagai langkah yang tepat. sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama  http://hervinaputri.blogspot.com/  http://www.bi.go.id/id/

MATERI 14 Neraca Pembayaran, Arus Modal Asing, Dan Utang Luar Negeri

14.1 Neraca Pembayaran              Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintahasing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan (yang terdiri dari neraca perdagangan, neraca jasa dan transfer payment) dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial. Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi. Transaksi debit, yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa. Transaksi kredit adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari luar negeri ke dalam negeri. T

MATERI 13 Perdagangan Luar Negeri

13.1 Teori Perdagangan Internasional 1. Pengertian Perdagangan Internasional             Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk disuatu negara dengan penduduk di negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk tersebut dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Sebab – sebab terjadinya perdagangan internasional diantaranya : 1. Perbedaan sumber daya alam (SDA). 2. Perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). 3. Perbedaan kebudayaan. 4. Mencari laba/keuntungan. 5. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Manfaat Perdagangan Internasional menurut Sadono Sukirno diantaranya : §  Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri             Hasil produksi suatu Negara dapat berbeda-beda karena pengaruh beberapa faktor, seperti: Kondisi  geografi ,  iklim , tingkat penguasaan iptek dan lain

MATERI 13 Perdagangan Luar Negeri

13.3 Tingkat Daya Saing 1.Daya Saing Indonesia dalam Perdagangan Internasional             Daya saing merupakan salah satu kriteria yang menentukan keberhasilan suatu negara dalam perdagangan internasional. Berdasarkan badan pemeringkat daya saing dunia, IMD World Competitiveness Yearbook 2006, posisi daya saing Indonesia dalam beberapa tahun semakin menurun. IMD World Competitiveness Yearbook (WCY) adalah sebuah laporan mengenai daya saing negara yang dipublikasikan sejak tahun 1989. Pada tahun 2000, posisi daya saing Indonesia menduduki peringkat 43 dari 49 negara. Tahun 2001 posisi daya saing Indonesia semakin menurun, yaitu menduduki peringkat 46. Selanjutnya, tahun 2002 posisi daya saingnya masih menduduki posisi bawah, yaitu peringkat 47. Lalu, tahun 2003, posisi daya saingnya malah makin terpuruk, yaitu menduduki peringkat 57. Tahun 2004 menduduki peringkat 58. Tahun 2005 Indonesia menduduki posisi 58. Tahun 2006 Indonesia telah menduduki posisi 60.             Fakt

MATERI 13 Perdagangan Luar Negeri

13.2 Perkembangan Ekspor Indonesia             Perkembangan ekspor impor Indonesia dipengaruhi oleh dinamika perekonomian global. Perkembangan ekspor impor Indonesia sudah semakin baik. Sebagai negara agraris, bidang ekspor dan impor nan digeluti negara Indonesia tak pernah jauh dari berbagai hasil tanam, terutama ketika berbicara perihal bidang ekspor. Rempah-rempah mungkin bukan lagi menjadi komoditi ekspor Indonesia nan begitu asing. Perkembangan ekspor impor Indonesia pun selalu berkutat pada bumbu khas Indonesia itu. Selain berbagai rempah-rempah, Indonesia ternyata juga menjadikan buah tomat sebagai komoditi dalam perkembangan ekspor impor Indonesia. Tomat salah satu bahan pangan dari sekitar 400 jenis buah-buahan dan berbagai macam jenis sayuran nan dihasilkan di Indonesia. Tomat mempunyai peranan dalam hal kesehatan, gizi, memberikan laba bagi petani, dan sebagai sumber devisa negara.Untuk menghindari ketidakstabilan atau keragaman ekspor impor sayuran dan buah-buahan, s

MATERI 12 Usaha Kecil Dan Menengah UKM

12.5 Prospek Ukm Dalam Era Perdagangan Bebas Dan Globalisasi Perekonomian Dunia             Globalisasi perekonomian dunia juga memperbesar ketidakpastian terutama karena semakin tingginya mobilisasi modal, manusia, dan sumber daya produksi lainnya. Kemampuan UKM bertahan selama ini di Indonesia menunjukan potensi kekuatan yang dimiliki UKM Indonesia untuk menghadapi perubahan-perubahan dalam perdagangan dan perekonomian dunia di masa depan. 1.Sifat Alami dari Keberadaan UKM           Relatif lebih baiknya UK dibadingkan UM atau UB dalam menghadapi krisis ekonomi tahun 1998 tidak lepas dari sifat alami dari keberadaan UK yang berbeda dengan sifat alami dari keberadaan UM apalagi UB di Indonesia.           Sifat alami yang berbeda ini sangat penting untuk dipahami agar dapat mempredisikan masa depan UK atau UKM.          UK pada umumnya membuat barang-barang konsumsi sederhana untuk kebutuhan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Sebagian dari pengusaha kecil dan p

MATERI 12 Usaha Kecil Dan Menengah UKM

12.4 Ekspor             Selain konstribusinya terhadap pertumbuhan kesempatan kerja dan sebagai salah satu sumber penting pendapatan UKM di Indonesia juga sangat diharapkan karena memang mempunyai potensi besar sebagai salah satu sumber penting perkembangan (diverifikasi) dan pertumbuhan X, khususnya Xmanufaktur.                                                                                                                                                        Kemampuan UKM Indonesia untuk merealisasikan potensi X-nya ditentukan oleh suatu kombinasi dari sejumlah faktor-faktor keunggulan relatif yang dimiliki UKM Indonesia atas pesaing-pesaingnya baik dari dalam (UB) maupun luar negeri. sumber :  http://nuryana26.wordpress.com/2011/04/09/bop-dan-penanaman-modal-asing/ http s://nissakfh.wordpress.com/2011/04/14/ukm-usaha-kecil-menengah-penanam-modal-asing-23210895/

MATERI 12 Usaha Kecil Dan Menengah UKM

12.3 Nilai Output Dan Nilai Tambah                             Peran UKM di Indonesia dalam bentuk konstribusi output terhadap pembentukan atau pertumbuhan PDB cukup besar, walaupun tidak sebesar konstribusinya terhadap penciptaan kesempatan kerja. sumber : http://nuryana26.wordpress.com/2011/04/09/bop-dan-penanaman-modal-asing/ http s://nissakfh.wordpress.com/2011/04/14/ukm-usaha-kecil-menengah-penanam-modal-asing-23210895/

MATERI 12 Usaha Kecil Dan Menengah UKM

12.2 Perkembangan Jumlah Unit Dan Tenaga Kerja Di UKM                                              Kenikan jumlah unit UK erat kaitannya dengan boom yang di alami oleh bebrapa subsektor pertanian, khususnya perkebunan sebagai efek “positif” dari depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Distribusi jumlah unit usaha menurut skala usaha dan sektor menunujukan bahwa di satu sisi, UKM memiliki keunggulan atas UB di pertanian dan di sisi lain dapat dilihat dari jenis produk yang di buat, jenis teknologi dan alat-alat produksi yang di pakai dan metode produksi yang di terapkan UKM di Indonesia pada umumnya masih dari kategori usaha ‘primitif’.  Pentingnya UKM sebagai salah satu sumber pertumbuhan kesempatan kerja di Indonesia tidak hanya tercerminkan pada kondisi statis yakni jumlah orang yang bekerja di kelompok usaha tersebut yang jauh lebih banyak daripada yang diserap oleh UB, tetapi tetapi juga dapat dilihat pada kondisi dinamis yakni dari laju kenaikannya setiap tahu

MATERI 12 Usaha Kecil Dan Menengah UKM

12.1 Definisi UKM                                                                                                                                               UKM atau yang biasa di kenal dengan Usaha Kecil Menengah. Menurut Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menegkop & UKM) mendefinisikan Usaha Kecil (UK) termasuk Usaha Mikro (UMI) sebagai suatu badan usaha milik warga negara Indonesia baik perorangan maupun berbadan hukum yang memilii kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan. Sedangkan menurut Biro Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan skala usaha usaha berdasarkan jumlah pekerja (L). UKM juga berperan sebagai salah satu sumber penting bagi pertumbuhan PDB dan ekspor nonomigas, khususnya ekspor barang-barang menufaktur. Perkembangan UKM didalam suatu ekonomi selalu diukur dengan tiga indikator yakni: •    Jumlah L, •    NO atau NT, dan •    Nilai X dari kelompok usaha tersebut baik secara absolut maupun relatif terhadap usaha besar (UB).

MATERI 11 Industrialisasi di Indonesia

11.5 Strategi Pembangunan Sektor Industri Startegi pelaksanaan  industrialisasi : 1. Strategi substitusi impor (Inward Looking). Bertujuan mengembangkan industri berorientasi domestic yang dapat menggantikan produk impor. Negara yang menggunakan strategi ini adalah Korea & Taiwan . Pertimbangan menggunakan strategi ini: ·        Sumber daya alam & Faktor produksi cuku p  tersedia ·        Potensi permintaan dalam negeri memadai ·        Sebagai pendorong perkembangan industri manufaktur dalam negeri ·        Kesempatan kerja menjadi luas ·        Pengurangan ketergantungan impor, s e h ar g a defisit berkurang 2. Strategi promosi ekspor (outward Looking) Beorientasi ke pasar internasional dalam usaha pengembangan industri dalam negeri yang memiliki keunggulan bersaing. Rekomendasi agar strategi ini dapat berhasil : ·       Pasar harus menciptakan sinyal harga yang benar yang merefleksikan kelangkaan barang y ang  b isa  baik pasar input maupun outpu

MATERI 11 Industrialisasi di Indonesia

11.4 Permasalahan Industrialisasi Industri manufaktur di LDCs lebih terbelakang dibandingkan di DCs, hal ini karena: 1.      Keterbatasan teknologi . 2.      Kualitas Sumber daya Manusia . 3.      Keterbatasan dana pemerintah (selalu difisit) dan sektor swasta . 4.      Kerja sama antara pemerintah, industri dan lembaga pendidikan & penelitian masih rendah .  sumber : kuswanto.staff.gunadarma .ac.id/.../7-INDUSTRIALISASI+DAN+PERKEMBA NGAN.doc

MATERI 11 Industrialisasi di Indonesia

11.3 Perkembangan Sektor Industri Manufaktur Nasional Perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara.  Perkembangan industri manufaktur  di sebuah negara juga dapat digunakan untuk melihat perkembangan industri secara nasional di negara itu. Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk yang dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Sejak krisis ekonomi dunia yang terjadi tahun 1998 dan merontokkan berbagai sendi  perekonomian  nasional, perkembangan industri di Indonesia secara nasional belum memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Bahkan perkembangan industri nasional, khususnya industri manufaktur, lebih sering terlihat merosot ketimbang grafik peningkatannya. Sebuah hasil riset yang dilakukan pada tahun 2006 oleh sebuah lembaga internasional terhadap prospek industri  manufaktur  di berbagai negara memperlihatkan hasil yang cukup memprihatinkan. Dari 60 negara yang menjadi obyek penelitian, po

MATERI 11 Industrialisasi di Indonesia

11.2 Faktor-faktor Pendorong Industrialisasi a.        Kemampuan teknologi dan inovasi . b.        Laju pertumbuhan pendapatan nasional per kapita . c.         Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara yang awalnya memiliki industri dasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia, dan industri tengah seperti mesin alat produksi akan mengalami proses industrialisasi lebih cepat . d.        Besar pangsa pasar DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan jumlah penduduk. Indonesia dengan 200 juta orang menyebabkan pertumbuhan kegiatan ekonomi . e.         Ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap implementasi, jenis industri unggulan dan insentif yang diberikan. f.         Keberadaan SDA. Negara dengan SDA yang besar cenderung lebih lambat dalam industrialisasi . g.         Kebijakan/strategi pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea masuk bagi industri orientasi ekspor. sumber : kuswanto.staff.gunadarma .ac.id/.../7