MATERI 8/9 Pembangunan Ekonomi Daerah dan Otonomi Daerah
8/9.5 Pembangunan Indonesia Bagian Timur
Pembangunan
infrastruktur di Indonesia mengalami pasang surut terutama saat Indonesia
dilanda krisis ekonomi. Pembangunan infrastruktur mengalami hambatan pembiayaan
karena sampai sejauh ini, titik berat pembangunan masih difokuskan pada
investasi sektor-sektor yang dapat menghasilkan perputaran uang (cash money)
yang tinggi dengan argumentasi bahwa hal itu diperlukan guna memulihkan
perekonomian nasional.
Sedangkan
pembangunan infrastruktur lebih difokuskan pada usaha perbaikan dan
pemeliharaan saja. Dengan demikian dewasa ini, pembangunan infrastruktur
kawasan timur Indonesia belum menjadi focus utama pembangunan.
Pada
saat ini sudah hampir menjadi kesimpulan umum bahwa infrastruktur adalah
fundamental perekonomian Indonesia. Bahwa daerah atau kawasan Indonesia Timur
merupakan wilayah strategis guna membangkitkan potensi nasional. Oleh karena
itu hari ini adalah saat yang tepat guna meletakkan kemauan bersama menyusun
konsep pembangunan infrstruktur kawasan Timur Indonesia yang bersumber pada
kesadaran penguasaan teknologi dan keunggulan sumberdaya daerah.
Pemetaan
kebutuhan infrastruktur lima tahun ke depan berdasarkan jenis inftrastruktur
seperti; jalan, listrik, gas, air bersih, pelabuhan, telekomunikasi, moda
transportasi, dan lain-lain serta berdasarkan tipologi kewilayahan. Perumusan
pembiayaan infrastruktur dan sumber pembiayaannya.Pengkajian kerangka regulasi
yang ada dan merekomendasikan penyempurnaan kerangka tersebut guna mendukung
prioritas pembangunan dan pembiayaan infrastruktur
Penyusunan
strategi pembangunan dan pembiayaan infrastruktur ini diharapkan dapat
menghasilkan peta pembangunan infrastruktur yang jelas di masa yang akan datang
sehingga pemerintah mempunyai dokumen yang lengkap terhadap pembangunan
infrastruktur.
Oleh karena itu, ruang lingkup dari
penyusunan strategi ini mencakup seluruh aspek potensi ekonomi wilayah
Indonesia Timur sebagai rumusan strategis pembangunan infrastruktur nasional,
baik berdasarkan subsektor jenis infrastruktur dan maupun tipologi kewilayahan
dengan basis pendekatan potensi.
Penyusunan
strategi pembangunan dan pembiayaan infrastruktur kawasan timur Indonesia
diharapkan dapat menghasilkan Master Plan di bidang infrastruktur yang akan
mendukung skenario pembangunan era baru ekonomi Indonesia di masa yang akan
datang. Master Plan ini diharapkan dapat memuat berbagai data dan informasi
mengenai pembangunan dan pembiayaan infrastruktur berdasarkan skala prioritas
pembangunan dan regulasi yang mendukung arah pembangunannya.
Cerminan
pembangunan infrastruktur nasional adalah pembangunan infrastruktur di tiap
wilayah atau propinsi di Indonesia. Perkembangan pembangunan infrastruktur di
masing-masing pulau di Indonesia memperlihatkan perbedaan yang cukup berarti.
Dominasi pembangunan infrastruktur sangat ditentukan oleh kondisi geograsfis
dan demografis dari suatu wilayah.
Dominasi
infrastruktur ini dapat mencerminkan pula tingkat aktivitas ekonomi dalam suatu
wilayah. Perkembangan pembangunan infrastruktur untuk masing-masing pulau yang
ada di Indonesia. Hal ini pula yang menjadi hambatan pembangunan infrastrukrur
Kawasan Timur Indonesia.
Pada
hal sejatinya jika Indonesia ingin percepatan mencapai kemajuan maka pendekatan
potensi atau potential approach yaitu potensi yang mendorong tumbuhnya
komoditas unggulan, hendaknya menjadi komintmen kuat terhadap pembangunan
infrstruktur kawasan timur Indonesia.
Sebagaimana
kita ketahui bahwa daerah Kalimantan Selatan sebagaimana daerah Kalimantan
umumnya yang merupakan salah satu pulau terbesar yang ada di wilayah negara
kita. Tingkat kepadatan pendudukanya relative rendah sehingga tidak dimungkinkan
untuk melakukan pendekatan demographic dalam perencanaan pembangunan
infrastukturnya.
Dengan jumlah penduduk yang mendiami
wilayah ini hanya sebesar 6% dari total penduduk Indonesia, maka akan berdampak
pada aktivitas ekonomi yang ada di wilayah ini. Kondisi semacam ini merupakan
kondisi tipikal wilayah Indonesia Timur. Karenanya diperlukan langkah potential
approach atau pendekatan potensial untuk pembangunan infrastrukturnya
Komoditas yang menjadi unggulan
untuk wilayah ini adalah sektor pertambangan dan galian, sub sector perkebunan
dan subsektor kehutanan. Ketiga sektor ini memberikan sumbangan besar bagi
pendapatan nasional.
Dengan
demikian terdapat pandangan berbeda mengenai pola perencanaan bahwa berdasarkan
jumlah penduduk atau pendekatan demografik, aktivitas ekonomi unggulan yang
tidak memerlukan banyak infrastruktur, maka akibatnya adalah persentase
pembangunan infrastruktur di pulau ini lebih rendah dibandingkan pulau Jawa dan
Sumatera.
Dilihat dari infrastruktur
transportasi, pelabuhan laut lebih mendominasi dibandingkan dengan yang
lainnya. Hal ini sangat wajar dengan kondisi geografis dari Kalimantan yang
lebih banyak rawa dibandingkan dengan daratannya yang memungkinkan sektor
pelabuhan laut dan lalulitas angkutan sungai, danau, dan penyeberangan lebih
berkembang dibandingkan dengan transportasi darat.
Pembangunan
jalan di pulau ini masih relative rendah bila dibandingkan dengan luas wilayah
pulau ini. Hal ini sangat signifikan sekali dengan jumlah kendaraan yang berada
di wilayah ini hanya sebesar 5,8% dari jumlah kendaraan yang ada di Indonesia.
Hal ini pula yang menyebabkan rendahnya tingkat mobilitas dan tingginya biaya
transportasi sehingga wilayah ini kehilangan daya saingnya dalam menarik
investasi. Pandangan keliru juga terdapat pada subsektor pertanian tanaman
pangan dan pengairan. Dapat kita temukan fakta bahwa irigasi tidak menjadi
salah satu fokus pembangunan infrastruktur karena wilayah ini bukan sebagai
lumbung padi tetapi lebih cenderung pada komoditas kehutanan dan perkebunan.
Pada
pada sisi lain kitapun memehami betul bahwa kondisi wilayah ini sangat
dimungkinkan membangun jaringan irigasi guna menjadikan Kalimantan sebagai
lumbung padi. Kita dapat belajar dan membandingkan kondisi wilayah ini dengan
kondisi Vietnam yang petaninya lebih unggul dari petani kita bahkan tanpa
proteksionisme perdagangan.
Saat ini akses masyarakat Kalimantan
terhadap air bersih, hanya sebesar 44% yang dapat menikmati air bersih
sedangkan sisanya belum mendapatkan akses terhadap air bersih.
Ini merupakan salah satu
permasalahan yang harus menjadi perhatian, karena bila kondisi tersebut
dibiarkan maka akan berdampak pada tingkat kesehatan dari masyarakat di
Kalimantan. Bagaimana kita bisa mengembangkan sumber daya manusia yang handal
dan mampu bersaing secara global bila tingkat hiegenitas masih rendah. Oleh
karena itu akses terhadap air bersih perlu langkah prioritas pembangunan
infrastrukturnya.
Demikian
pula dengan subsektor telematika dan ketenagalistrikan perlu berpacu dengan
irama pertumbuhan yang berkembang dengan pesat. Hal ini sejalan dinamika dan
aktivitas dari masyarakat di pulau Kalimantan. Pembukan lahan menjadi lahan
pertanian yang notabene terjadi perubahan fungsi seringkali memicu kotroversi
yang kontraproduktif, hendaknya dipelajari kembali dengan seksasama agar tidak
terdapat resistensi pembangunan hanya sekadar penolakan emosional, namun
sebaliknya kehilangan informasi berharga tentang potensi ekonomi yang mempunyai
keunggulan tertentu.
Akhirnya
kita juga mengapeal akan pentingnya kesadaran tentang pembangunan infrastruktur
berkaitan dengan upaya strategis percepatan pertumbuhan ekonomi, hendaknya
secara nyata mengurangi hambatan birokratis di semua lini baik pada tingkat
pemerintah pusat maupun pada tingkat pemerintah daerah dan pemerintah
kabupaten.
sumber :
bagus sekali isi blognya kak
BalasHapusElever Media Indonesia